A.
Pengertian
Perencanaan Pembelajaran
Dilihat dari terminologinya, perencanaan
pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni kata perencanaan dan pembelajaran. Perencanaan
berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan.
Setiap
perencanaan minimal harus memiliki empat unsur :
1.
Adanya tujuan yang
harus dicapai (tujuan merupakan arah yang harus dicapai).
2.
Adanya
strategi untuk mencapai tujuan (berkaitan dengan penetapan keputusan yang harus
dilakukan oleh seorang perencana).
3.
Sumber daya yang dapat
mendukung (penetapan sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan).
4.
Implementasi setiap
keputusan (implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber
daya).
Berdasarkan unsur perencanaan yang telah
dikemukaan diatas, jadi perencanaan bukanlah khayalan atau angan-angan yang ada
dalam benak seseorang melainkan dideskripsikan secara jelas dalam suatu dokumen
tertulis. Perencanaan merupakan hasil proses berpikir yang mendalam,
hasil dari proses pengkajian dan mungkin penyeleksian dari berbagai alternatif
yang dianggap lebih memiliki nilai efektivitas dan efisiensi.
Sedangkan pembelajaran dapat diartikan sebagai
proses kerja sama antar guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan
sumber yang ada, baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri
seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki
termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa.
Secara garis besar perencanaan pembelajaran
mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan
pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk menilai pencapaian tujuan
tersebut, materi/bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikannya, alat atau media apa yang diperlukan (R. Ibrahim 1993:2).
Dari
pemaparan di atas, maka konsep perencanaan pembelajaran memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1.
Perencanaan
pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir.
2.
Perencanaan
pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
3.
Perencanaan
pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan.
B.
Komponen Perencanaan Pembelajaran
Pada dasarnya komponen
perencanaan ada 3, antara lain :
1.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
merupakan komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan guru dalam
proses belajar mengajar, karena dengan perencanaan itu akan ditunjukkan tujuan
yang harus dicapai (visi,misi dan sasaran). Dengan kata lain, tujuan adalah
arah yang mempersatukan kegiatan pembangunan, tanpa adanya tujuan kegiatan pembelajaran/
pendidikan tidak akan berarti dan tidak terkandali. Tujuan merupakan cita-cita
(harapan) atau visi – misi atau sasaran dan merupakan hal yang abolut dan tidak
dapat ditawar lagi.
2.
Bagaimana Perencanaan
Itu Dimulai
Perencanaan harus
dimulai dari titik yang pasti, dalam arti tidak dimulai dari nol sama sekali,
melainkan dimulai dari tingakat yang telah dicapai selama ini. Disini
mangindikasikan bahwa pendidikan itu bersifat continue, yang dalam
pelaksanaanya pun harus mengembangkan apa yang telah dicapai sebelumnya, tak
ubahnya dalam perencanaannya.
3.
Cara Pencapain Tujuan
Merupakan alternatif
cara atau upaya untuk mencapai tujuan dari titik berangkat yang telah
ditentukan itu. Upaya ini dapat saja berbentuk pendekatan, kebijakan, juga
strategi yang kemungkinannya sedikit banyak tergantung pada kemamuan untuk
memilih man yang paling tepat dan efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Ralph W. Tyler
(1975) komponen-komponen pembelajaran tersebut meliputi empat unsur yaitu:
a.
Tujuan Pembelajaran,
adalah suatu yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran, yaitu gambaran
perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih positif, baik dari segi pengatahuan
keterampilan dan sikap.
b.
Isi Pembelajaran,
merupakan isi atau bahan yang akan dipelajari siswa.
c.
Kegiatan Pembelajaran.
d.
Evaluasi, evaluasi
juga berfungsi sebagai dasar diagnosis belajar siswa yang dilanjutkan dengan
bimbingan atau untuk pemberian pengayaan.
C.
Jenis-jenis
Perencanaan Pembelajaran
1. Perencanaan
pembelajaran menurut luas jangkauan :
a. Perencanaan
makro
Adalah perencanaan yang menetapkan
kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan
cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional.
Untuk melaksanakan fungsi
perencanaan makro hendaknya strategi pendidikannya harus memenuhi syarat-syarat
berikut ini :
1) Tujuan
pendidikan nasional telah dirumuskan dengan jelas dan dijabarkan lebih
spesifik.
2) Pemerintah
mempunyai wewenang utama dalam pengambilan keputusan, dan menciptakan mekanisme
kerja yang efektif.
3) Sumber
pembiayaan harus dimobilisasikan dari sektor yang ada.
4) Prioritas
harus disusun, baik yang berkenaan dengan bentuk tingkatan dan jenis
pendidikan.
5) Alokasi
biaya harus disediakan menurut prioritas yang telah diteteapkan.
6) Penilaian
yang berkesinambungan harus selalu dilaksanakan dan program direvisi
berdasarkan penilaian itu.
7) Pelaksanaan
pendidikan mendapat latihan sesuai dengan tugas yang akan dikerjakannya.
b. Perencanaan
meso
Adalah kebijakan yang ditetapkan
dalam perencanaan makro kemudian dijabarkan lebih rinci kedalam program-program
dalam dimensi yang lebih kecil pada tingkat ini. Perencanaan meso lebih
bersifar rasional disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit.
c. Perencanaan
mikro
Adalah perencanaan tingkat
institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso.
Kekhususan-kekhususan dari lembaga mendapat perhatian, namun tidak boleh
bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro atau
meso. Contoh perencanaan mikro adalah kegiatan belajar mengajar.
2. Perencanaan
pembelajaran menurut tingkatannya atau telaahnya
a. Perencanaan
strategis
Adalah perencanaan yang berkaitan
dengan penetapan tujuan. Pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan
kebijakan yang dipakai sebagai pedoman. Perencanaan ini juga sering disebut
perencanaan tingkat normatif, karena keputusan yang dibuat tidak didasarkan
pada data-data statistik, melainkan juga pertimbagan para perencana.
b. Perencanaan
manajerial
Adalah perencanaan yang ditujukan
untuk mengarahkan proses peelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Perencanaan ini lebih rinci dan menggunakan data statistik,
meskipun dalam beberapa hal masih menggunakan pertimbangan akal sehat.
c. Perencanaan
operasional
Adalah perencanaan yang lebih
memusatkan pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan, dikerjakan
pada tingkat perencanaan dilapangan dari rencana manajerial. Perencanaan ini
bersifat dan berfungsi memberi petunjuk konkrit tentang pelaksanaan suatu
proyek atau program. Perencanaan ini tidak banyak membutuhkan
pertimbangan-pertimbangan individual, karena sebagian besar didasarkan pada
data kuantitatif yang dapat diukur.
3. Perencanaan
pembelajaran menurut waktu :
a. Perencanaan
jangka panjang
Biasanya mempunyai jangka waktu 10
– 25 tahun. Karena begitu panjangnya siklus perencanaan, maka perencanaan ini
memuat rencana – rencana yang bersifat global, umum, dan belum teliti.
Perencanaan ini bersifat perspektif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi
perencanaan yang berjangka waktu lebih pendek. Perencanaan jangka panjang masih
perlu dijabarkan lagi menjadi jangka menengah kemudian dijabarkan menjadi
perencanaan jangka pendek.
b. Perencanaan
jangka menengah
Rencana yang mencakup antara 4 – 10
tahun. Disusun berdasarkan perencanaan pendek. Repelita tergolong jenis
perencanaan jangka menengah yang kemudian dijabarkan kedalam perencanaan
tahunan yaitu perencanaan jangka pendek yang bersifat operasional.
c. Perencanaan
jangka pendek
Mencakup kurun waktu antara 1 – 3
tahun dan merupakan jabaran dari rencana jangka panjang dan jangka pendek.
Salah satu perencanaan jangka pendek yang sering kita temui adalah perencanaan
tahunan. Perencanaan tahunan atau perencanaan operasional di Negara kita ini
pada praktiknya merupakan siklus yang selalu berulang setiap tahun.
4. Perencanaan
pembelajaran yang lain :
a. Perencanaan
permulaan (Preliminary Planning)
Perencanaan ini sangat diperlukan
oleh guru – guru baru dan guru yang memulai tugasnya disuatu sekolah. Dari
tugasnya ini perlu mengadakan serangkaian penyesuaian diri terhadap situasi –
situasi baru, membantu murid dalam mengajar, meberi kesan yang menyenangkan
bagi murid, sehingga menjadi betah bersekolah.
b. Perencanaan
tahunan
Berfungsi sebagai rencana jangka
panjang. Langkah – langkahnya :
1) Menentukan
tujuan pembelajaran
2) Menyusun
skor pelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
3) Mengorganisasikan
isi pelajaran dalam bentuk masalah – masalah atau unit – unit atau minat siswa
4) Menentukan
metode mengajar
c. Perencanaan
hari pertama
Dalam rencana ini memuat : melaksanakan
hal – hal yang bersifat rutin, prosedur dan bahan pengajaran, pengaturan tempat
duduk murid, cara pendekatan guru dengan murid, dll.
d. Perencanaan
terus menerus
Perencanaan ini dimaksudkan untuk
merefisi rencana yang telah dibuat sebelumnya, karena rencana yang telah
disusun sebelumnya masih dalam tataran garis besarnya saja. Perencanaan ini
juga merupakan kelanjutan dari perencanaan yang sebelumnya.
e. Perencanaan
bersama ( Resource Unit )
Dalam perencanaan ini, penyusunan
rencana menjadi tanggung jawab bersama dari semua guru, kepala sekolah,
penilik, dan pengawas. Mereka bersama – sama dalam suatu kelompok kerja
menyusun suatu rencana yang luas yang dapat menjadi pegangan para guru.
f. Mengikutseratakan
murid dalam perencanaan
Sebelum membuat perencanaan dengan
murid, guru terlebih dahulu menyusun preplanning dan telah mengadakan
penjajakan sebelumnya tentang kebutuhan dan minat murid, sehingga preplanning
dapat sejalan dengan keinginan mereka dan menghindari perubahan – perubahan
yang tidak perlu.
g. Perencanaan
jangka panjang
Aspek – aspeknya antara lain :
1) Perumusan
tujuan – tujuan pembelajaran
2) Memilih
isi dan kegiatan belajar
3) Mengorganisasi
isi menjadi unit – unit belajar
4) Menyusun
unit – unit belajar
5) Mengadakan
seleksi atas prosedur – prosedur mengajar
6) Mempertimbangkan
metode evaluasi yang akan digunakan
7) Perencanaan
pengajaran unit
8) Perencanaan
harian dan mingguan
h. Perencanaan
kerja harian
Terdiri dari 2 kegiatan yaitu
resitasi dan directed study. Dimana keduanya kegiatan tersebut sangat berkaitan
erat dengan unit dan tujuan pembelajaran.
D.
Desain
Pembelajaran dan Kriteria Desain Intruksional
Desain
adalah sebuah istilah yang diambil dari kata Design (Bahasa
Inggris) yang berarti perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan
dengan “Persiapan”. Di dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi
pendidikan, perencanaan disebut dengan istilah planning yaitu
“Persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian
suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan
tertentu”.
Belajar
adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah
tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat.
Pembelajaran merupakan proses transfer ilmu yang melibatkan sistem dalam dunia
pendidikan yaitu; guru / pendidik, peserta didik, materi, tujuan dan alat.
Dalam pembelajaran yang didesain atau direncanakan haruslah efektif dan efisien
sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan diterima dengan baik oleh peserta
didik sehingga tujuan nasional pendidikan mampu dicapai dengan baik.
Desain
pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai
disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin,
desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi
serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain
pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan,
pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas
pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata
pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain
pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem
pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu
belajar. Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful
Sagala adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara
khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan
tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai
dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang
digunakan.
Desain
intruksional yang baik harus memiliki beberapa kriteria di antaranya :
a. Berorientasi
pada siswa
Mendesain pembelajaran
perlu diawali dengan melakukan studi pendahuluan tentang siswa. Beberapa hal
yang perlu dipahami tentang siswa di antaranya : kemampuan dasar dan gaya
belajar.
b. Berpijak
pada pendekatan system
System adalah satu
kesatuan komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Melalui
pendekatan system, bukan saja dapat diprediksi keberhasilannya, akan
tetapi juga akan terhindar dari ketidakpastian. Hal ini disebabkan
melalui pendekatan system dari awal sudah diantisipasi berbagai kendala yang
mungkin dapat menghambat terhadap pencapaian tujuan.
c. Teruji
secara empiris
d. Hubungan
Perencanaan dan Desain Pembelajaran
E.
Model-model
Desain Intuksional
1. Model
Kemp
Model desain system instruksional
yang dikembangkan oleh Kemp merupakan model yang membentuk siklus. Menurut Kemp
pengembangan desain system pembelajaran terdiri atas komponen-komponen, yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan berbagai kendala yang timbul.
2. Model
Banathy
Model ini memandang bahwa
penyusunan system instruksional dilakukan melalui
tahapan-tahapan yang jelas. Terdapat 6 tahap dalam mendesain suatu
program pembelajaran yakni : menganalisis dan merumuskan tujuan, baik
tujuan pengembangan system maupun tujuan spesifik; merumuskan kriteria tes yang
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai; menganalisis dan merumuskan kegiatan
belajar, yakni kegiatan mengiventasikan seluruh kegiatan belajar mengajar,
menilai kemampuan penerapannya sesuai dengan kondisi yang ada serta menentukan
kegiatan yang mungkin dapat diterapkan; merancang system, yaitu kegiatan
menganalisis system menganalisis setiap komponen system, mendistribusikan dan
mengatur penjadwalan; mengimplementasikan
dan melakukan control kualitas system, yakni melatih sekaligus menilai
efektivitas system, melakukan penempatan dan melaksanakan evaluasi;
mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.
3. Model
Dick and Cery
Model dick and cery harus dimulai
dengan mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum. Menurut model ini, sebelum
desainer merumuskan tujuan khusus yakni performance goals, perlu
menganalisis pembelajaran serta menentukan kemampuan awal siswa terlebih
dahulu. Criterion Reference Test, artinya tes yang mengukur
kemampuan penguasaan tujuan khusus. Untuk mencapai tujuan khusus selanjutnya
dikembangkan strategi pembelajaran, yakni skenario pelaksanaan pembelajaran
yang diharapkan dapat mencapai tujuan secara optimal, setelah itu
dikembangkan bahan-bahan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Langkah akhir
dari desain adalah melakukan evaluasi, yakni
evaluasi formatife dan evaluasi sumative.
4. Model
PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional)
Model PPSI (Prosedur Pengembangan
Sistem Intruksional) adalah model yang dikembangkan di Indonesia untuk
mendukung pelaksanaan kurikulum 1975. PPSI berfungsi untuk mengefektifkan
perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemis, untuk dijadikan
sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul.
2008. Perencanaan Pembelajaran.
Bandung : Remaja Rosda Karya.
Sudjana, Nana.
2002. Dasar-dasar Proses BelajarMengajar.
Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Nur Rizki, Mu’arif. 2013. Jenis dan Proses Perencanaan. Artikel. http://muarief-nr.blogspot.co.id/2013/03/jenis-dan-proses-perencanaan.html Diakses 18 Maret 2016
Rasiman, Iman. 2012. PerencanaanPembelajaran. Artikel. http://imanrasiman99.blogspot.co.id/2012/06/perencanaan-pembelajaran.html Diakses 18Maret 2016
Asry, Asra. 2014. Makalah Perencanaan Pembelajaran. Artikel. http://asraasry.blogspot.co.id/2014/06/makalah-perencanaan-pembelajaran-dan.html Diakses 18 Maret 2016
Yafrianti, Fitri. 2012. Hakikat dan Model Desain Pembelajaran.
Artikel. http://sakura-ilmi.blogspot.co.id/2012/03/desain-pembelajaran-hakikat-dan-model.html
Diakses 18 Maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar