Senin, 09 Mei 2016

Jenis jenis Perencanaan Pembelajaran


A.    Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Dilihat dari terminologinya, perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni kata perencanaan dan pembelajaran. Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
Setiap perencanaan minimal harus memiliki empat unsur :
1.    Adanya tujuan yang harus dicapai (tujuan merupakan arah yang harus dicapai).
2.     Adanya strategi untuk mencapai tujuan (berkaitan dengan penetapan keputusan yang harus dilakukan oleh seorang perencana).
3.    Sumber daya yang dapat mendukung (penetapan sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan).
4.    Implementasi setiap keputusan (implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya).
Berdasarkan unsur perencanaan yang telah dikemukaan diatas, jadi perencanaan bukanlah khayalan atau angan-angan yang ada dalam benak seseorang melainkan dideskripsikan secara jelas dalam suatu dokumen tertulis. Perencanaan merupakan hasil proses berpikir yang mendalam, hasil dari proses pengkajian dan mungkin penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai efektivitas dan efisiensi.
Sedangkan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antar guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa.
Secara garis besar perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi/bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, alat atau media apa yang diperlukan (R. Ibrahim 1993:2).
Dari pemaparan di atas, maka konsep perencanaan pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.      Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir.
2.      Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3.      Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan.
B.     Komponen Perencanaan Pembelajaran
Pada dasarnya komponen perencanaan ada 3, antara lain :
1.      Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran merupakan komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan guru dalam proses belajar mengajar, karena dengan perencanaan itu akan ditunjukkan tujuan yang harus dicapai (visi,misi dan sasaran). Dengan kata lain, tujuan adalah arah yang mempersatukan kegiatan pembangunan, tanpa adanya tujuan kegiatan pembelajaran/ pendidikan tidak akan berarti dan tidak terkandali. Tujuan merupakan cita-cita (harapan) atau visi – misi atau sasaran dan merupakan hal yang abolut dan tidak dapat ditawar lagi.
2.      Bagaimana Perencanaan Itu Dimulai
Perencanaan harus dimulai dari titik yang pasti, dalam arti tidak dimulai dari nol sama sekali, melainkan dimulai dari tingakat yang telah dicapai selama ini. Disini mangindikasikan bahwa pendidikan itu bersifat continue, yang dalam pelaksanaanya pun harus mengembangkan apa yang telah dicapai sebelumnya, tak ubahnya dalam perencanaannya.
3.      Cara Pencapain Tujuan
Merupakan alternatif cara atau upaya untuk mencapai tujuan dari titik berangkat yang telah ditentukan itu. Upaya ini dapat saja berbentuk pendekatan, kebijakan, juga strategi yang kemungkinannya sedikit banyak tergantung pada kemamuan untuk memilih man yang paling tepat dan efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Ralph W. Tyler (1975) komponen-komponen pembelajaran tersebut meliputi empat unsur yaitu:
a.       Tujuan Pembelajaran, adalah suatu yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran, yaitu gambaran perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih positif, baik dari segi pengatahuan keterampilan dan sikap.
b.      Isi Pembelajaran, merupakan isi atau bahan yang akan dipelajari siswa.
c.       Kegiatan Pembelajaran.
d.      Evaluasi, evaluasi juga berfungsi sebagai dasar diagnosis belajar siswa yang dilanjutkan dengan bimbingan atau untuk pemberian pengayaan.

C.    Jenis-jenis Perencanaan Pembelajaran
1.      Perencanaan pembelajaran menurut luas jangkauan :
a.       Perencanaan makro
Adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional.
Untuk melaksanakan fungsi perencanaan makro hendaknya strategi pendidikannya harus memenuhi syarat-syarat berikut ini :
1)      Tujuan pendidikan nasional telah dirumuskan dengan jelas dan dijabarkan lebih spesifik.
2)      Pemerintah mempunyai wewenang utama dalam pengambilan keputusan, dan menciptakan mekanisme kerja yang efektif.
3)      Sumber pembiayaan harus dimobilisasikan dari sektor yang ada.
4)      Prioritas harus disusun, baik yang berkenaan dengan bentuk tingkatan dan jenis pendidikan.
5)      Alokasi biaya harus disediakan menurut prioritas yang telah diteteapkan.
6)      Penilaian yang berkesinambungan harus selalu dilaksanakan dan program direvisi berdasarkan penilaian itu.
7)      Pelaksanaan pendidikan mendapat latihan sesuai dengan tugas yang akan dikerjakannya.
b.      Perencanaan meso
Adalah kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro kemudian dijabarkan lebih rinci kedalam program-program dalam dimensi yang lebih kecil pada tingkat ini. Perencanaan meso lebih bersifar rasional disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit.
c.       Perencanaan mikro
Adalah perencanaan tingkat institusional dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Kekhususan-kekhususan dari lembaga mendapat perhatian, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro atau meso. Contoh perencanaan mikro adalah kegiatan belajar mengajar.
2.      Perencanaan pembelajaran menurut tingkatannya atau telaahnya
a.       Perencanaan strategis
Adalah perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan. Pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman. Perencanaan ini juga sering disebut perencanaan tingkat normatif, karena keputusan yang dibuat tidak didasarkan pada data-data statistik, melainkan juga pertimbagan para perencana.
b.      Perencanaan manajerial
Adalah perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses peelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Perencanaan ini lebih rinci dan menggunakan data statistik, meskipun dalam beberapa hal masih menggunakan pertimbangan akal sehat.
c.       Perencanaan operasional
Adalah perencanaan yang lebih memusatkan pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan, dikerjakan pada tingkat perencanaan dilapangan dari rencana manajerial. Perencanaan ini bersifat dan berfungsi memberi petunjuk konkrit tentang pelaksanaan suatu proyek atau program. Perencanaan ini tidak banyak membutuhkan pertimbangan-pertimbangan individual, karena sebagian besar didasarkan pada data kuantitatif yang dapat diukur.
3.      Perencanaan pembelajaran menurut waktu :
a.       Perencanaan jangka panjang
Biasanya mempunyai jangka waktu 10 – 25 tahun. Karena begitu panjangnya siklus perencanaan, maka perencanaan ini memuat rencana – rencana yang bersifat global, umum, dan belum teliti. Perencanaan ini bersifat perspektif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi perencanaan yang berjangka waktu lebih pendek. Perencanaan jangka panjang masih perlu dijabarkan lagi menjadi jangka menengah kemudian dijabarkan menjadi perencanaan jangka pendek.
b.      Perencanaan jangka menengah
Rencana yang mencakup antara 4 – 10 tahun. Disusun berdasarkan perencanaan pendek. Repelita tergolong jenis perencanaan jangka menengah yang kemudian dijabarkan kedalam perencanaan tahunan yaitu perencanaan jangka pendek yang bersifat operasional.
c.       Perencanaan jangka pendek
Mencakup kurun waktu antara 1 – 3 tahun dan merupakan jabaran dari rencana jangka panjang dan jangka pendek. Salah satu perencanaan jangka pendek yang sering kita temui adalah perencanaan tahunan. Perencanaan tahunan atau perencanaan operasional di Negara kita ini pada praktiknya merupakan siklus yang selalu berulang setiap tahun.
4.      Perencanaan pembelajaran yang lain :
a.       Perencanaan permulaan (Preliminary Planning)
Perencanaan ini sangat diperlukan oleh guru – guru baru dan guru yang memulai tugasnya disuatu sekolah. Dari tugasnya ini perlu mengadakan serangkaian penyesuaian diri terhadap situasi – situasi baru, membantu murid dalam mengajar, meberi kesan yang menyenangkan bagi murid, sehingga menjadi betah bersekolah.
b.      Perencanaan tahunan
Berfungsi sebagai rencana jangka panjang. Langkah – langkahnya :
1)      Menentukan tujuan pembelajaran
2)      Menyusun skor pelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
3)      Mengorganisasikan isi pelajaran dalam bentuk masalah – masalah atau unit – unit atau minat siswa
4)      Menentukan metode mengajar
c.       Perencanaan hari pertama
Dalam rencana ini memuat : melaksanakan hal – hal yang bersifat rutin, prosedur dan bahan pengajaran, pengaturan tempat duduk murid, cara pendekatan guru dengan murid, dll.
d.      Perencanaan terus menerus
Perencanaan ini dimaksudkan untuk merefisi rencana yang telah dibuat sebelumnya, karena rencana yang telah disusun sebelumnya masih dalam tataran garis besarnya saja. Perencanaan ini juga merupakan kelanjutan dari perencanaan yang sebelumnya.
e.       Perencanaan bersama ( Resource Unit )
Dalam perencanaan ini, penyusunan rencana menjadi tanggung jawab bersama dari semua guru, kepala sekolah, penilik, dan pengawas. Mereka bersama – sama dalam suatu kelompok kerja menyusun suatu rencana yang luas yang dapat menjadi pegangan para guru.
f.       Mengikutseratakan murid dalam perencanaan
Sebelum membuat perencanaan dengan murid, guru terlebih dahulu menyusun preplanning dan telah mengadakan penjajakan sebelumnya tentang kebutuhan dan minat murid, sehingga preplanning dapat sejalan dengan keinginan mereka dan menghindari perubahan – perubahan yang tidak perlu.
g.      Perencanaan jangka panjang
Aspek – aspeknya antara lain :
1)      Perumusan tujuan – tujuan pembelajaran
2)      Memilih isi dan kegiatan belajar
3)      Mengorganisasi isi menjadi unit – unit belajar
4)      Menyusun unit – unit belajar
5)      Mengadakan seleksi atas prosedur – prosedur mengajar
6)      Mempertimbangkan metode evaluasi yang akan digunakan
7)      Perencanaan pengajaran unit
8)      Perencanaan harian dan mingguan
h.      Perencanaan kerja harian
Terdiri dari 2 kegiatan yaitu resitasi dan directed study. Dimana keduanya kegiatan tersebut sangat berkaitan erat dengan unit dan tujuan pembelajaran.

D.      Desain Pembelajaran dan Kriteria Desain Intruksional
Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata Design (Bahasa Inggris) yang berarti perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan “Persiapan”. Di dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan disebut dengan istilah planning yaitu “Persiapan  menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu”.
Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. Pembelajaran merupakan proses transfer ilmu yang melibatkan sistem dalam dunia pendidikan yaitu; guru / pendidik, peserta didik, materi, tujuan dan alat. Dalam pembelajaran yang didesain atau direncanakan haruslah efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan diterima dengan baik oleh peserta didik sehingga  tujuan nasional pendidikan mampu dicapai dengan baik.
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.  Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan.
Desain intruksional yang baik harus memiliki beberapa kriteria di antaranya :
a.       Berorientasi pada siswa
Mendesain pembelajaran perlu diawali dengan melakukan studi pendahuluan tentang siswa. Beberapa hal yang perlu dipahami tentang siswa di antaranya : kemampuan dasar dan gaya belajar.
b.      Berpijak pada pendekatan system
System adalah satu kesatuan komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Melalui pendekatan system, bukan saja dapat  diprediksi keberhasilannya, akan tetapi juga akan terhindar dari  ketidakpastian. Hal ini disebabkan melalui pendekatan system dari awal sudah diantisipasi berbagai kendala yang mungkin dapat menghambat terhadap pencapaian tujuan.
c.       Teruji secara empiris
d.      Hubungan Perencanaan dan Desain Pembelajaran

E.       Model-model Desain Intuksional
1.      Model Kemp
Model desain system instruksional yang dikembangkan oleh Kemp merupakan model yang membentuk siklus. Menurut Kemp pengembangan desain system pembelajaran terdiri atas komponen-komponen, yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan berbagai kendala yang timbul.
2.      Model Banathy
Model ini memandang bahwa penyusunan system instruksional dilakukan melalui tahapan-tahapan  yang jelas. Terdapat 6 tahap dalam mendesain suatu program pembelajaran yakni :  menganalisis dan merumuskan tujuan, baik tujuan pengembangan system maupun tujuan spesifik; merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai; menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni kegiatan mengiventasikan seluruh kegiatan belajar mengajar, menilai kemampuan penerapannya sesuai dengan kondisi yang ada serta menentukan kegiatan yang mungkin dapat diterapkan; merancang system, yaitu kegiatan menganalisis system menganalisis setiap komponen system, mendistribusikan dan mengatur penjadwalan; mengimplementasikan dan melakukan control kualitas system, yakni melatih sekaligus menilai efektivitas system, melakukan penempatan dan melaksanakan evaluasi; mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.
3.      Model Dick and Cery
Model dick and cery harus dimulai dengan mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum. Menurut model ini, sebelum desainer merumuskan tujuan khusus yakni performance goals, perlu menganalisis pembelajaran serta menentukan kemampuan awal siswa terlebih dahulu. Criterion Reference Test, artinya tes yang mengukur kemampuan penguasaan tujuan khusus. Untuk mencapai tujuan khusus selanjutnya dikembangkan strategi pembelajaran, yakni skenario pelaksanaan pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan secara  optimal, setelah itu dikembangkan bahan-bahan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Langkah akhir dari desain adalah melakukan evaluasi, yakni evaluasi   formatife dan evaluasi sumative.
4.      Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional)
Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional) adalah model yang dikembangkan di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 1975. PPSI berfungsi untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.


DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-dasar Proses BelajarMengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Nur Rizki, Mu’arif. 2013. Jenis dan Proses Perencanaan. Artikel. http://muarief-nr.blogspot.co.id/2013/03/jenis-dan-proses-perencanaan.html  Diakses 18 Maret 2016
Rasiman, Iman. 2012. PerencanaanPembelajaran. Artikel. http://imanrasiman99.blogspot.co.id/2012/06/perencanaan-pembelajaran.html  Diakses 18Maret 2016
Asry, Asra. 2014. Makalah Perencanaan Pembelajaran. Artikel. http://asraasry.blogspot.co.id/2014/06/makalah-perencanaan-pembelajaran-dan.html  Diakses 18 Maret 2016
Yafrianti, Fitri. 2012. Hakikat dan Model Desain Pembelajaran. Artikel. http://sakura-ilmi.blogspot.co.id/2012/03/desain-pembelajaran-hakikat-dan-model.html Diakses 18 Maret 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar